Kesehatan
Home » 929 Kasus HIV/AIDS di Mataram Sepanjang Tahun 2025

929 Kasus HIV/AIDS di Mataram Sepanjang Tahun 2025

{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":["local"],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":false,"containsFTESticker":false}

Mataram – Sebanyak 929 kasus baru Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Kota Mataram, sepanjang tahun 2025. Dari jumlah tersebut, 139 orang dinyatakan meninggal dunia akibat penyakit menular ini.

Dari data total 929 kasus, 493 merupakan kasus HIV dan 436 adalah kasus AIDS. Angka ini menunjukkan tren peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya yang berada di angka 685 kasus.

Komisi IV DPRD Kota Mataram, Herman. Ia menyebut lonjakan kasus HIV/AIDS sudah masuk kategori membahayakan dan meminta Dinas Kesehatan bertindak cepat.

“Ini masuk level mengkhawatirkan, jangan dianggap remeh. Dikes Kota Mataram harus bersikap dan segera bertindak,” tegasnya, Selasa (5/8/2025).

Pasca Judol, Dinsos Kota Mataram Bakal Hapus Penerima Bansos Terindikasi Pinjol dan Miliki Mobil

Herman juga menyoroti kelompok berisiko tinggi, terutama lelaki seks dengan lelaki (LSL), serta praktik seks bebas yang kian terbuka, utamanya di tempat hiburan malam dan kos-kosan. Ia mendesak Dinas Kesehatan melakukan langkah pencegahan, termasuk rapid test berkala di titik-titik rawan.

“Kita harapkan ada langkah cepat, jangan sampai terus dibiarkan. Transaksi seks bebas di Kota Mataram ini semakin terang-terangan,” katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, Emirald Isfihan, menjelaskan bahwa tingginya angka bukan semata menunjukkan kegagalan, melainkan hasil dari upaya aktif deteksi dini kasus HIV/AIDS.

“Jangan cuma dilihat jumlah kasusnya. Penemuan kasus itu justru krusial untuk memutus rantai penularan,” jelasnya.

Emirald menyebut penularan paling berbahaya berasal dari pembawa virus (carrier) yang asimptomatik atau tidak bergejala. Oleh karena itu, strategi utama saat ini adalah penemuan kasus aktif di populasi kunci seperti pekerja seks, kelompok seks sejenis, dan pengguna narkoba suntik, yang dilanjutkan dengan pengobatan antiretroviral (ARV).

Pemilihan Ketua Cabang PMII Kota Diduga Direkayasa, Terkesan Tertutup

“Penemuan kasus HIV/AIDS merupakan langkah krusial dalam memutus rantai penularan dan mengurangi angka kesakitan dan kematian. Itu yang telah dilakukan di kota Mataram secara maksimal,” kata Emirald.

Untuk mempermudah akses pengobatan, Dikes Mataram telah membuka layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) gratis di tiga Puskesmas yakni Dasan Agung, Selaparang, dan Karang Pule. Selain itu, juga diterjunkan tim mobile screening yang menyasar kos-kosan, tempat hiburan malam, serta fasilitas kesehatan.

“Jangan ada stigma kepada penderita HIV/AIDS. Mereka harus didukung agar mau berobat. Sekarang, dengan pengobatan rutin, penderita bisa hidup normal dan tidak menularkan virusnya,” pungkasnya. (cw-buk)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share