Peristiwa
Home » Pontensi Cuaca Ekstrem Sudah Menurun, BMKG NTB Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Pontensi Cuaca Ekstrem Sudah Menurun, BMKG NTB Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Kondisi lalu lintas di Jalan Majapahit, Kota Mataram setelah diguyur hujan lebat.

Mataram – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa peluang dan intensitas terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Provinsi NTB sudah mulai menurun dalam satu minggu kedepan. Meski demikian, masyarakat tetap diimbau untuk selalu waspada.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Tim Data dan Informasi, Stasiun Klimatologi BMKG NTB, Bastian Andarino kepada Warta1, pada Senin 7 Juli 2025. “Untuk potensi cuaca ekstrem masih ada selama 1 minggu kedepan, tapi peluang dan intensitasnya sudah menurun,” ujarnya.

Andriano menyampaikan bahwa puncak cuaca ekstrem telah terjadi pada hari Minggu, 6 Juli kemarin, dan pada saat itu curah hujan turun cukup lama sehingga menyebabkan bencana banjir disejumlah wilayah di Kota Mataram dan sebagian di Lombok Barat. “Puncak cuaca ekstrem ini pada hari kemarin, Minggu itu,” katanya.

Lebih lanjut Andriano menjelaskan faktor penyebab cuaca ekstrem yang terjadi di NTB, yakni terdapat gangguan pada atmosfer dibagian atas NTB yang membuat hujan tidak merata dan tidak teratur. Hingga mengakibatkan banjir pada sejumlah titik di Kota Mataram.

Pemkot Mataram Tetapkan Masa Transisi Pemulihan Pasca Banjir Selama 90 Hari

“Terdapat gangguan pada atmosfer bagian atas NTB berupa gelombang atmosfer (Kelvin dan Low frequency) yang dapat mengakibatkan hujan dengan skala lokal dan bersifat sporadik,” jelasnya.

Andriano menerangkan kondisi cuaca yang tidak menentu di NTB, terlebih bulan ini yang sebetulnya sudah memasuki musim kemarau. Namun kondisi suhu yang hangat di sekitar perairan NTB sangat mendukung suplai air yang membentuk awan hingga mengakibatkan hujan.

“Saat ini anomali suhu muka laut di sekitar wilayah perairan NTB bernilai positif yang artinya lebih hangat daripada kondisi normalnya, kondisi ini mendukung suplai uap air yang dapat membentuk awan. Kondisi angin di atas wilayah NTB juga mengalami perlambatan sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan hujan,” jelasnya.

Lebih lanjut Andarino tetap mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana, agar tetap siaga terhadap kemungkinan banjir, longsor, pohon tumbang, hingga sambaran petir.

Ia meminta warga tetap memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG dan Staklim seperti website, media sosial @infobmkgntb, @infoiklim_ntb, serta layanan informasi cuaca lokal lainnya. (Cw- ril).

Kasus Korupsi Sewa Alat Berat Dinas PUPR NTB Rugikan Negara Rp 3,2 Miliar

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share