Mataram – Ketua Umum Srikandi Partai Demokrat, Annisa Pohan Yudhoyono menyoroti maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Annisa juga menyoroti maraknya perempuan menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Indonesia.
“Secara nasional isu yang menjadi perhatian kami itu KDRT, kekerasan seksual baik secara verbal maupun fisik,” ujar Annisa saat berkunjung di Mataram pada Minggu (27/7/2025).
Annisa yang juga Istri Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mendengar banyak kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di NTB. Maraknya Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak ini harus menjadi perhatian bersama.
“Jadi saya sangat prihatin karena masalah apapun di rumah tangga tidak ada rumah tangga tanpa masalah. Tapi masalah apa pun di rumah tangga itu bisa diselesaikan dengan baik tanpa perlu ada kekerasan verbal maupun fisik,” katanya didampingi Ketua Umum Srikandi Demokrat NTB Nurhidayah.
Menurut dia kekerasan verbal dan kekerasan fisik sama dampaknya terhadap kesehatan mental dan jiwa perempuan yang menjadi korban.
“Apalagi anak-anak itu sangat besar sekali dampaknya kalau pesan saya ketika terjadi KDRT itu tidak akan berhenti di orang tuanya. Anak yang melihat itu akan membawa beban itu ketika nanti akan berkeluarga. Dia nanti akan melakukan hal yang sama kepada istrinya,” jelasnya.
Dia berkomitmen mata rantai kekerasan terhadap perempuan dan anak itu harus segera diputuskan. Aktivis perempuan, politikus perempuan memiliki peran besar untuk melakukan pemutusan mata rantai kekerasan tersebut.
“Dan itu akan kita potong mata rantainya. Saya mengimbau ke korban kalau terjadi hal itu cari perlindungan dan anaknya. Jangan diam saja. Karena banyak kasus yang terjadi akhirnya nyawa jadi taruhannya,” ujarnya.
Sebagai Ketua Umum Srikandi Partai Demokrat, Annisa meminta kepada seluruh pengurus Srikandi Demokrat di daerah hingga tingkat ranting untuk ikut mengawasi dan mendampingi jika ada perempuan menjadi korban.
“Kita minta masyarakat terus mengecek apa yang diperlakukan dalam membangun rumah tangga yang baik,” urainya.
Annisa berpandangan salah satu penyebab maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak masalah ekonomi. Di beberapa kasus, seorang perempuan menjadi tulang punggung sekaligus menjadi seorang ibu.
“Kadang-kadang dia harus bekerja dan berumah tangga. Itu juga ada masalah keuangan dalam rumah tangga,” ujarnya.
Saat ini kata Annisa, pemerintah pusat sedang membuat program penguatan finansial learning khusus untuk kaum perempuan. Edukasi tentang pengelolaan keuangan keluarga itu sangat diperlukan untuk memperkuat ketahanan ekonomi keluarga.
“Saya percaya banget dengan perempuan yang sehat bahagia dan pintar itu akan melahirkan anak-anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa,” tandasnya.
Annisa pun mengajak masyarakat melakukan inventarisasi apa saja yang terjadi di tengah masyarakat terutama kaitan dengan perempuan dan anak.
“Kami dari Srikandi Demokrat akan membantu mencarikan solusi atas persoalan-persoalan tersebut. Jadi saya berharap ini kegiatan sukarela ini bisa bergerak di tengah masyarakat,” pungkasnya Annisa. (cw-ril).
Comment