Mataram – Kota Mataram tengah menghadapi darurat sampah pasca penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Lombok Barat. Penutupan TPA tersebut membuat sejumlah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di berbagai titik mengalami overload.
Situasi ini semakin diperparah setelah rencana pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kebon Talo di Ampenan dibatalkan. Padahal, proyek tersebut sebelumnya digadang menjadi salah satu solusi jangka panjang untuk menanggulangi masalah sampah di Kota Mataram.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Mataram, Herman, menegaskan bahwa pengelolaan sampah harus menjadi prioritas pemerintah daerah. Ia menilai, tanpa langkah antisipasi yang jelas, penumpukan sampah akan semakin parah.
“Terkait TPST, itu program kerja prioritas. Jangan sampai pengelolaan sampah di Kota Mataram tidak diantisipasi,” ujarnya, Selasa (12/8/2025).
Herman memaparkan, saat ini TPS Sandubaye hanya mampu mengakomodasi sekitar 10 persen dari total kebutuhan penanganan sampah di Kota Mataram.
“Artinya, untuk memenuhi kebutuhan, kita masih butuh sembilan TPS lagi,” tambahnya.
Menurutnya, Pemkot Mataram perlu segera menyusun strategi pengelolaan sampah yang nyata, termasuk memperbaiki pola komunikasi dan pendekatan ke pemerintah pusat.
Menurutnya penting mengingat pengelolaan sampah menjadi salah satu program prioritas presiden, sehingga peluang dukungan anggaran maupun fasilitas dari pusat cukup besar.
“Tinggal bagaimana pola pendekatan dan penyampaian data harus diperbaiki,” tegasnya. (cw-buk)
Comment