Pendidikan
Home » Bunda Shinta Resmikan Sekolah Rakyat di Lombok Timur, Fokus Tekan Perkawinan Anak

Bunda Shinta Resmikan Sekolah Rakyat di Lombok Timur, Fokus Tekan Perkawinan Anak

Kegiatan Peresmian Pembukaan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) Lombok Timur oleh Kepala Dinas Sosial, Nunung Triningsih dan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur. Jumat, (14/8/2025). (dok. Istimewa)

Lombok Timur – Isteri Gubernur NTB Sinta Agatha Soedjoko meresmikan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 38 Lombok Timur. SRMA ini menampung 125 siswa dari keluarga miskin. Kehadirannya diharapkan mampu menjadi salah satu solusi menekan angka pernikahan dini di Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui akses pendidikan gratis yang berkualitas.

Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, Nunung Triningsih mengatakan pernikahan usia anak kerap dipicu faktor ekonomi. SRMA hadir untuk memutus rantai masalah tersebut dengan memberikan pendidikan gratis lengkap dengan fasilitas asrama, makan, pakaian, buku, hingga pembinaan bagi orang tua.

“Ini upaya pemerintah mencegah pernikahan anak melalui pendidikan. Program ini gratis dan berkualitas, bagian dari kebijakan Presiden Prabowo,” ujarnya saat meresmikan SRMA di Kecamatan Sakra bersama Bunda Shinta, Jumat (15/8/2025).

Selain di Lombok Timur, SRMA juga telah beroperasi di Sentra Paramita, Lombok Barat. SRMA Lombok Timur memanfaatkan gedung eks Akademi Keperawatan yang telah direnovasi, dengan fasilitas 90 persen rampung.

Dua Tersangka Kasus Kematian Brigadir Esco Ajukan Praperadilan

Kriteria penerimaan siswa difokuskan pada anak dari keluarga miskin ekstrem yang masuk kategori desil satu dan dua. Namun, hasil verifikasi lapangan juga menjadi pertimbangan untuk menerima siswa di luar kategori tersebut.

“Perekrutan melibatkan PKH dan BPS, sehingga data calon siswa benar-benar akurat,” kata Nunung.

Kepala SRMA Lombok Timur, Ahmad Apandi, menyebut sekolah sudah menyediakan fasilitas penunjang pembelajaran, mulai dari perpustakaan, laboratorium sains (Fisia dan Kimia) dan komputer, serta program ekstrakurikuler seperti olahraga, Pramuka, tahfidz, dan pelatihan vokasi.

“Kalau ada yang penghafal Al-Qur’an misalnya, akan kami datangkan khusus untuk pembina tahfidz. Begitu juga dengan keahlian lainya untuk pengembangan vokasi kami kerjasama dengan Sekolah Kejuruan untuk mengadakan pelatihan,” ujar Apandi.

Meski kurikulum pembelajaran sama dengan SMA reguler, SRMA menonjolkan pembinaan karakter dengan pola asrama.

Mataram dan Lombok Barat Hadapi Tekanan Fiskal Berat di 2026 Imbas TKD Disunat Pusat

“Prinsipnya sama dengan SMA lain, tetapi di sini siswa tinggal di asrama dan dibina karakternya,” tutur Apandi. (cw-buk)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share