Mataram -Pemilihan Ketua Cabang PMII Kota Mataram yang dinilai cacat moral dan jauh dari nilai-nilai demokrasi kader. Proses yang seharusnya jadi ruang musyawarah justru berubah menjadi ajang kepentingan kelompok tertentu.
Ketua KOPRI UIN Mataram, Tuty Alawiyah, menyebut pemilihan itu sarat manipulasi dan tidak memberikan ruang partisipasi yang merata bagi seluruh kader. Ia menilai, mekanisme yang berjalan tanpa kejelasan hanya mencederai marwah organisasi.
“Sejak awal proses ini gelap. Tidak ada keterbukaan, tidak ada sosialisasi, bahkan banyak kader tidak tahu tahapan pemilihan. Ini bukan lagi dinamika, ini bentuk pengkhianatan terhadap semangat pergerakan,” tegas Tuty saat dihubungi, Selasa (21/10/2025).
Menurutnya, proses pemilihan tertutup dan minimnya transparansi adalah tanda bahwa ada skenario politik yang sengaja digerakkan untuk mengatur hasil pemilihan.
“Kalau demokrasi internal saja dipermainkan, bagaimana mungkin kita bisa bicara soal integritas kader?” ujarnya.
KOPRI Komisariat UIN Mataram menolak hasil pemilihan Ketua Cabang PMII Kota Mataram yang digelar tanpa asas kejujuran dan keterbukaan. Dia pun menuntut klarifikasi terbuka dari panitia dan pengurus cabang atas seluruh tahapan pemilihan.
“Kami nengajak seluruh kader, terutama perempuan, untuk berani bersuara melawan praktik manipulatif di tubuh organisasi,” kata Tuty.
Selain itu, dia menuntut pemilihan ulang secara transparan dan partisipatif sebagai bentuk pemulihan martabat demokrasi kader.
“Kami menegaskan independensi KOPRI UIN Mataram, yang tidak berpihak pada poros politik mana pun, melainkan berpijak pada keadilan dan etika pergerakan,” tegasnya
Tuty mengatakan, sikap ini bukan bentuk perlawanan personal, melainkan panggilan moral untuk menjaga nilai-nilai perjuangan perempuan dalam tubuh PMII.
“Kami tidak sedang berebut kursi. Kami hanya ingin mengembalikan PMII ke jalan yang benar jalan yang berangkat dari nurani dan kejujuran,” pungkasnya.(zal)
Comment