Pariwisata
Home » Bocah 10 Tahun Shafirra Taklukkan Puncak Gunung Rinjani

Bocah 10 Tahun Shafirra Taklukkan Puncak Gunung Rinjani

{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":["local"],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{"transform":1},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":true,"containsFTESticker":false}

Mataram – Shafirra Aqilla Rachman berhasil menaklukkan puncak Gunung Rinjani 3.726 meter di atas permukaan air laut. Bocah berusia 10 tahun asal NTB itu pun menjadi inspirasi bagi anak-anak di usianya.

Siswi kelas 5 SD Integral Luqmanul Hakim, Kota Mataram ini menunjukkan bahwa keberanian, ketangguhan, dan mimpi besar tak memandang usia. Bersama tiga rekannya masih SMA dan SMP, Shafirra menjalani pendakian selama tiga hari dua malam ke Gunung Rinjani tanpa kehadiran orang tuanya.

Dia bahkan mampu melewati jalur ekstrem Letter E, salah satu jalur yang dikenal menantang dan berbahaya di Gunung Rinjani.

“Aku ingin menantang diri sendiri. Rinjani adalah impian aku sejak lama,” begitu tekad Shafirra yang disampaikan sang ayah, Abd. Rachman, yang juga merupakan Ketua Komisi III DPRD Kota Mataram.

Raih Rekor MURI, Gubernur NTB Ikuti Tari Kolosal ‘Ou Balumba’

Keberanian Shafirra tidak datang tiba-tiba. Sejak kecil, ia dikenal menyukai kegiatan alam terbuka. Mendaki, bagi Shafirra, bukan sekadar hobi, tapi cara ia membuktikan bahwa mimpi anak-anak bisa setinggi langit, selama diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.

Meski sang ayah sempat diliputi kekhawatiran, apalagi insiden jatuhnya pendaki asal Brasil yang sempat viral beberapa waktu lalu, semangat Shafirra tak surut.

Dengan penuh keyakinan, ia meminta izin untuk mendaki. Setelah meyakinkan ayahnya dan disertai pemandu yang ditunjuk khusus, ia pun memulai perjalanan dari Pelawangan Sembalun pada 28 Juni 2025, hari pertama jalur pendakian kembali dibuka pasca-penutupan.

“Saya mengantarnya sampai ke pelawangan. Berat rasanya melepas, tapi saya tak ingin memadamkan semangat putri saya,” ujar Rachman dengan nada haru.

Selama perjalanan, komunikasi intens dilakukan antara Rachman dan pemandu. Ada momen di mana Shafirra tertidur kelelahan saat menuju puncak, momen yang membuat sang ayah semakin bangga sekaligus haru.

Komisi III DPRD NTB Sarankan Aset Derah Dikelola Terpusat di Satu OPD

Namun, semua itu terbayar saat Shafirra akhirnya berdiri di puncak Rinjani, mengibarkan tekad dan keberaniannya di atas ketinggian.

“Alhamdulillah, dia berhasil sampai puncak dan pulang dengan selamat. Itu lebih dari cukup,” ungkap Rachman.

Kisah Shafirra bukan semata tentang pencapaian fisik, tapi juga tentang kemenangan atas ketakutan, pembuktian diri, serta pembelajaran berharga tentang kemandirian dan semangat juang.

Di usia yang masih sangat belia, ia telah menunjukkan bahwa batasan sering kali hanya ada di pikiran. Bahwa ketangguhan bukan milik orang dewasa semata, anak-anak pun bisa, jika diberi ruang untuk bermimpi dan didukung untuk mencoba.

Shafirra kini menjadi inspirasi, tak hanya bagi teman-teman seusianya, tetapi juga bagi orang dewasa yang ragu melangkah. Di pundaknya yang kecil, ia membawa pesan besar, bahwa keberanian dimulai dari keyakinan, dan langkah pertama menuju mimpi adalah percaya pada diri sendiri. (cw-buk)

PUPR Mataram Fokus Tangani Tiga Titik Sungai Pascabencana Banjir

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share