Mataram – Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) bakal menjadikan Lombok sebagai daerah aglomerasi dari pertumbuhan semi close loop rantai pasok untuk mendorong lahirnya pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Deputi Bidang Percepatan Pemberdayaan Kapasitas dan Penyediaan Akses BP Taskin RI, Novrizal Tahar mengatakan konsep ini memungkinkan pengelolaan produksi dan distribusi yang saling terhubung dari hulu hingga hilir di satu kawasan. Sehingga nilai ekonominya tinggal di daerah.
Konsep ini Novrizal berujar juga diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan sekaligus mempercepat pengentasan kemiskinan di NTB.
“Kita sepakat menjadikan Lombok ini aglomerasi dari pertumbuhan semi close loop rantai pasok, sehingga bisa menghasilkan pertumbuhan baru,” ujar Novrizal usai bertemu Gubernur NTB pada Selasa, (12/8/2025).
Ia menjelaskan, strategi pengentasan kemiskinan dilakukan dengan dua pendekatan utama. Pertama, perlindungan sosial yang tepat sasaran, terutama bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan bantuan pangan.
“Prinsipnya pengantasan kemiskinan itu ada dua hal, pertama berkaitan dengan perlindungan sosial. Kita tetap melakukan ini tapi tentu kita harus melakukan proses yang lebih tajam lagi dan tepat sasaran dan yang menang benar-benar membutuhkan bantuan pangan itu,” jelasnya.
Kedua lanjut Novrizal, pemberdayaan ekonomi melalui pengembangan industrialisasi berbasis semi close loop rantai pasok.
“Kedua, sisi pemberdayaan ekonominya, itu yang saya bilang tadi membangun industrialisasi semi close loop rantai pasok tadi, ini harus berbarengan,” tukasnya.
Novrizal kemudian mengapresiasi langkah Pemprov NTB yang dinilai selaras dengan rencana induk pengentasan kemiskinan nasional melalui program Desa Berdaya. Ia menilai hal itu berpotensi menjadi model pembangunan ekonomi desa yang berkelanjutan.
“Tentu kita harapkan desa berdaya ini menjadi semacam semi close loop semacam pertumbuhan ekosistem baru desa-desa. Sehingga diharapkan ini bisa mendorong percepatan graduasi kemiskinan di desa-desa tersebut,” ujarnya.
Tak hanya itu, Novrizal menyebut hal ini sejalan dengan target nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 di era Presiden Prabowo Subianto.
“Bagaimana kita sama-sama lah, dalam RPJMN sekarang di masa pak Prabowo ini punya target kemiskinan ekstrem harus turun 2026 menjadi 0, kemudian kemiskinan relatif turun menjadi 4,5 sampai 5 persen di tahun 2029,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil NTB, Lalu Hamdi mengatakan ada tiga prioritas utama program Desa Berdaya, yaitu pengentasan kemiskinan, penguatan ketahanan pangan melalui pembangunan ekosistem industri pertanian dan subsektornya, serta menjadikan NTB destinasi berkelas dunia.
“Jadi satu desa itu kita berharap nanti untuk bisa keluar kalo sudah diintervensi untuk keluar dari kemiskinan itu dalam jangka waktu dua tahun. Dua tahun satu desa sudah keluar dari garis kemiskinan. Sehingga pada tahun 2029 itu, 106 Desa miskin ekstrem itu sudah keluar dari desa miskin,” pungkasnya. (cw-ril).
Comment