Mataram – Anggota Komisi II DPRD NTB yang membidangi urusan ekonomi dan perdagangan, Hulaemi meminta pihak Pemprov untuk segera menyerap hasil pertanian masyarakat ketika musim panen raya tiba.
Itu disampaikan buntut naiknya harga jagung per hari ini yang menyentuh angka Rp 6.500 perkilogram. Sehingga membuat sejumlah peternak ayam petelur mengeluh bahkan terancam bangkrut lantaran mahalnya harga pakan.
“Saya rasa ini akibat dari keterlambatan pemerintah menyerap kemarin pada saat panen raya. Tidak bisa disalahkan juga karena gudang belum tersedia pada saat itu,” ujarnya pada Kamis (14/8/2025).
Keterlambatan tersebut Hulaemi berujar kemudian dimanfaatkan oleh para spekulan. Mereka memborong terlebih dahulu hasil panen raya dengan harga yang jauh lebih murah diangka Rp 4.000. Ia juga menyebut spekulan lebih mendominasi dibanding pemerintah di tengah-tengah para petani.
“Hal ini dimanfaatkan oleh spekulan untuk start awal, jadi spekulan lah yang sedot barang-barang petani itu. Mendominasi dari pergerakan pemerintah, mereka lebih duluan beli di harga waktu itu kan Rp 4 ribu lebih sedikit lah,” sebutnya.
Hulaemi yang juga pengusaha produk sektor pertanian menjelaskan, keberanian spekulan lebih dulu menyerap hasil panen raya lantaran ada jaminan harga ketika pemerintah sudah siap beli. Kendati belum dibeli, mereka pun bisa mengatur ritme penjualan dengan harga yang ditentukan sendiri.
“Kenapa spekulan berani menyerap lebih awal, karena toh juga nanti pada saat pemerintah siap beli dengan harga Rp 5.500 mereka sudah ada jaminan harga. Kalau pun tidak beli mereka bisa mengatur ritme penjualannya kapan mau dikeluarkan dengan harga berapa. Itu penyebabnya,” jelasnya.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu pun berharap, menjelang panen raya tiba, pemerintah dalam hal ini Bulog harus segera menyiapkan gudang untuk menampung hasil para petani. Ia menjelaskan, Kondisi seperti ini ujungnya akan berdampak pada konsumen terkait kemungkinan naiknya harga telur akibat mahalnya jagung.
“Jadi harapannya, untuk sebelum panen raya kedepan, mudah-mudahan Bulog sudah siap gudang untuk menampung hasil petani, supaya tidak terjadi seperti ini lagi. Karena kalau peternakan menjerit, otomatis imbasnya kepada konsumen nanti di telur,” tandasnya.(cw-ril).
Comment