Mataram – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB memastikan bahwa pengembangan kawasan transmigrasi di daerah akan menjadi salah satu fokus program pemerintahan Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal dan Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti Putri ke depan.
Setidaknya, saat ini terdapat 46 titik kawasan transmigrasi yang sudah diusulkan ke Kementerian Transmigrasi untuk mendapatkan bantuan penguatan sarana dan prasarana.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disnakertrans NTB, Baiq Nelly Yuniarti mengatakan bahwa, pembangunan kawasan transmigrasi mulai mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat. Menurutnya, hal ini menjadi momentum bagi NTB yang memang memiliki banyak kawasan transmigrasi aktif.
“Kementerian Transmigrasi baru sekarang ada kelihatan nyawanya dan alhamdulillah tidak semua provinsi memiliki wilayah trans. Karena itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi NTB yang memiliki 46 titik transmigrasi yang akan kita kembangkan di tahun depan. Tahun ini kita masih dalam pemetaan,” jelasnya usai Rakornis Kementerian Transmigrasi di Mataram pada Jum’at, (29/8/2025).
Menurutnya, keberadaan daerah transmigrasi di NTB merupakan sebuah keuntungan strategis. Dengan adanya kawasan ini, pemerintah daerah memiliki pintu masuk untuk menarik lebih banyak anggaran pusat guna meningkatkan kualitas infrastruktur dasar masyarakat transmigrasi.
“Artinya kita harus berbangga bahwa kita ada daerah trans sehingga kita ada pintu masuk untuk menarik anggaran pusat. Untuk membina, melengkapi, sarana yang ada di kawasan transmigrasi,” bebernya.
Ia menjelaskan, sejumlah wilayah sudah menerima dukungan program, terutama di bidang pendidikan. Tahun ini, Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat menjadi daerah yang mendapatkan alokasi anggaran renovasi sekolah di kawasan transmigrasi. Program tersebut meliputi perbaikan ruang kelas dan fasilitas sanitasi.
“Tahun ini sudah ada Sumbawa, Sumbawa Barat dapat untuk renovasi sekolah. Kelas-kelasnya dan kamar mandi. Tahun depan sudah kita ajukan lagi untuk daerah-daerah lain,” sebutnya.
Selain itu, lanjut Nelly, Kabupaten Lombok Timur juga mendapat kucuran anggaran yang langsung ditangani pemerintah kabupaten, jumlahnya sekitar Rp 3,5 miliar. Kemudian Kabupaten Bima mendapat bantuan anggaran sekitar Rp 5 miliar. Tujuannya sama untuk renovasi sekolah juga.
“Untuk Lombok Timur kebetulan anggarannya langsung ke kabupaten, sehingga kami dapat kabar bahwa di sana sekitar Rp 3,5 miliar untuk sekolah juga, sama. Kemudian Bima kalau tidak salah sekitar Rp 5 miliar, sama untuk sekolah juga,” ungkapnya.
Nelly merincikan bahwa, kebutuhan anggaran yang diajukan untuk mendukung 46 titik daerah transmigrasi di NTB mencapai sekitar Rp 30 miliar. Dana tersebut diproyeksikan untuk perbaikan fasilitas pendidikan dengan rata-rata kebutuhan sekitar Rp 500 juta per daerah transmigrasi.
“Pengajuan sekitar 30 miliar, dengan asumsi satu desa kita sebutnya sekitar 500an juta. Untuk perbaikan (sekolah), bukan membangun. Sarana itu sudah ada,” ujarnya.
Kendati demikian, Nelly menyebut bahwa tahun ini belum semua usulan bisa direalisasikan. Terbatasnya waktu menjadi salah satu alasan. Karena itu, sejumlah pengajuan program akan dilanjutkan kembali pada tahun anggaran berikutnya. Ia berharap, semua kabupaten yang memiliki kawasan transmigrasi mendapat bantuan dari kementerian terkait.
“Kita berharap tahun depan semua kabupaten dapat, karena satu kabupaten itu banyak titik (kawasan transmigrasi). Kami kemarin maju itu di 46 titik, walaupun sudah dapat, kami majukan semua. Karena kita sangat membutuhkan itu,” jelasnya.
Tak hanya itu, Nelly juga mencontohkan kondisi fasilitas pendidikan di beberapa kawasan transmigrasi seperti di Kabupaten Dompu, kawasan transmigrasi Lanci Jaya sudah memiliki satu unit TK dan empat SD. Sedangkan di kawasan Nusa Jaya terdapat satu SD dan satu SMA, namun belum memiliki TK. Hal ini menurutnya menjadi bukti bahwa kebutuhan setiap daerah transmigrasi berbeda-beda.
“Misalnya Dompu ni, kita punya Lanci Jaya ada TK satu, SD empat. Kemudian Nusa Jaya tidak ada TK tapi kita punya SD satu, SMA satu. Jadi kondisinya beda-beda masing-masing daerah trans,” jelasnya.(cw-ril)
Comment