Pembangunan
Home » Duh! Bangunan TPS3R di Lombok Barat Barubah Jadi Sekretariat Kopdes Merah Putih

Duh! Bangunan TPS3R di Lombok Barat Barubah Jadi Sekretariat Kopdes Merah Putih

Lokasi Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Desa Babussalam, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, Rabu (15/10/2025). (dok. Buk/Wartaonline)

Lombok Barat – Salah satu Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Kabupaten Lombok Barat diduga telah dialihfungsikan menjadi sekretariat Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Desa Babussalam, Kecamatan Gerung.

Pantauan wartaonline di lokasi menunjukkan, bangunan TPS3R tersebut sudah lama tidak beroperasi. Kondisinya tampak tidak terurus, sebagian area dipenuhi rumput liar, dan di atas bangunan terbentang spanduk bertuliskan “Sekretariat Kopdes Merah Putih.”

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lombok Barat, M. Busyairi, mengaku baru mengetahui adanya perubahan fungsi tersebut.

“Saya baru tahu, nanti kami akan ke lokasi untuk mengecek,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui telepon, Rabu (15/10/2025).

Mendikdasmen Usul Dapur MBG Diganti School Kitchen Untuk Optimalisasi

Busyairi menegaskan, pihaknya akan menelusuri pihak yang memberikan izin penggunaan TPS3R untuk kepentingan lain.

“Kami akan cari tahu, izinnya dari mana dan melalui siapa sampai bisa dialihfungsikan menjadi sekretariat koperasi,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan akan berkoordinasi dengan kepala dinas sebelumnya untuk memastikan apakah ada persetujuan terkait pemanfaatan lahan tersebut.

“Saya akan cek dulu ke kepala dinas sebelumnya, karena saya juga baru dilantik,” tambahnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pemerintah Desa Babussalam belum memberikan keterangan terkait alih fungsi TPS3R tersebut.

Kejati NTB Gandeng Akuntan Publik Hitung Kerugian Negara Kasus Lahan GTI, Berkas Segera Dilimpahkan ke Pengadilan

Sebelumnya, belasan TPS3R di Kabupaten Lombok Barat tidak berfungsi akibat banyaknya mesin dan peralatan yang hilang. Kondisi ini membuat fasilitas pengelolaan sampah yang dibangun dengan anggaran miliaran rupiah tersebut kini mangkrak.

Busyairi, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk mencari solusi agar TPS3R yang tidak beroperasi itu bisa diaktifkan kembali.

“Kalau TPS3R semua mangkrak, kami sudah koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk reaktivasi. Banyak mesin di TPS3R yang hilang,” kata Busyairi saat dikonfirmasi.

Dari hasil pendataan, terdapat 13 TPS3R yang tersebar di Lombok Barat. Delapan di antaranya mati suri, sementara lima TPS3R yang dibangun sebelum tahun 2000 sudah kehilangan seluruh peralatan utama akibat pencurian dan kerusakan.

Salah satu contoh terjadi di TPS3R Lembuak, Kecamatan Narmada, di mana mesin pengolah sampah dilaporkan hilang.

Perbaiki Masalah, Mendikdasmen Pastikan MBG Jalan Terus

Menurut Busyairi, pihak Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (Pusdal) Kementerian LH telah turun langsung melakukan pendataan kondisi TPS3R pada pekan lalu. Kementerian juga sedang mengkaji kemungkinan penggantian mesin yang hilang untuk memulihkan operasional fasilitas tersebut.

“Daripada membangun TPS3R baru, kami minta supaya yang sudah ada diaktifkan kembali,” ujarnya.

DLH Lobar mencatat, setiap unit TPS3R dibangun dengan biaya sekitar Rp 500 juta. Jika dihitung secara keseluruhan, nominal mencapai sekitar Rp 6 hingga Rp 6,5 miliar.

Fasilitas TPS3R tersebut dibangun oleh Pemprov NTB melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) NTB, namun hingga kini sebagian besar belum berfungsi karena kendala kelembagaan pengelola dan kehilangan peralatan utama.

“Selain mesin hilang, banyak kelompok pengelola di desa yang tidak aktif. Ini juga yang membuat TPS3R tidak berjalan,” tambah Busyairi. (cw-buk)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share