Ekonomi
Home » Harga Tembakau Anjlok, Petani di NTB Ikat Kepala

Harga Tembakau Anjlok, Petani di NTB Ikat Kepala

Tembakau yang ditanam petani (dok.ist)

Mataram – Petani tembakau di Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menghadapi pukulan berat akibat anjloknya harga jual tembakau tahun ini. Mereka mengaku hasil panen tidak mampu menutup biaya produksi, bahkan sebagian hanya bisa balik modal, sementara yang lain terancam ikat kepala atau merugi.

Kardi, petani tembakau asal Desa Kidang, Praya Timur, Lombok Tengah, menggambarkan kondisi sulit tersebut. Menurutnya, harga tembakau kualitas terbaik yang berhasil masuk ke gudang perusahaan kini hanya berkisar Rp46 ribu per kilogram. Sementara harga di lapangan jauh lebih rendah, hanya sekitar Rp30 ribu per kilogram.

“Kalau yang masuk gudang, ya itung-itung balik modal, cuma bagi yang tidak masuk (gudang) rugi total, karna memang harganya yang turun lumayan jauh sekali,” ungkap Kardi, Senin (8/9/2025).

Ia menduga penurunan harga ini tidak hanya disebabkan oleh faktor lokal, tetapi juga imbas kebijakan di tingkat nasional. Kenaikan pajak di gudang pusat di Jawa dan penutupan sejumlah pabrik rokok akibat gelombang demonstrasi disebut menjadi pemicu utama merosotnya permintaan tembakau.

Terlilit Utang Pajak, ‎Pemprov NTB Suntikan Dana Segar Rp8 Miliar ke PT GNE‎

“Penyebabnya karna kebanyakan kenaikan pajak di gudang pusat di jawa dan juga banyak pabrik rokok tutup gara-gara imbas demo kemarin,” ujarnya.

Kondisi serupa juga dirasakan banyak petani lainnya. Asren Nasution, salah satu petani tembakau asal Lombok Tengah juga mengungkapakan, bahwa harga yang diterima tahun ini dinilai jauh di bawah standar. Padahal, biaya produksi tembakau cukup tinggi, mulai dari biaya bibit, pupuk, tenaga kerja, hingga pengairan.

“Kalau biaya produksi tembakau tinggi, tapi harga jatuh, ya petani pasti rugi. Kita tidak bisa harapkan untung besar seperti tahun lalu, syukur-syukur bisa balik modal aja,” keluh Asren.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau NTB, Jopy Hendrayani, turut bersuara menanggapi situasi ini. Ia menilai dalih perusahaan yang menyebut harga jatuh karena stok melimpah tidak masuk akal.

“Alasan perusahaan katanya stok melimpah, padahal Indonesia masih banyak impor tembakau. Tidak pernah ada ceritanya kita kelebihan stok. Faktanya, setiap tahun kita tetap impor untuk memenuhi kebutuhan produksi rokok,” tegas Jopy.

Tunjangan Perumahan dan Transportasi DPRD NTB Naik, Isvie Janji Lakukan Evaluasi

Menurutnya, seharusnya harga pasar mengikuti biaya produksi yang sangat tinggi. Ia menduga ada indikasi permainan kotor baik dari perusahan maupun pemerintah.

“Perusahaan yang ada di lombok ini harusnya peka terhadap apa yang sedang dihadapi petani tembakau ini, biaya produksi tembakau ini sangat tinggi dan seharusnya harganya juga mengikuti,” ujarnya.

Jopy menegaskan bahwa petani tembakau di NTB kini benar-benar membutuhkan perhatian serius dari pemerintah pusat maupun daerah. Jika dibiarkan, ribuan petani bisa kehilangan penghasilan utama mereka.

“Harapan kami sederhana, pemerintah harus hadir di situasi seperti ini supaya petani bisa tenang,” pungkasnya.(cw-buk)

Jelang Muktamar, DPW dan DPC PPP se NTB Nyatakan Dukung Murdiono Jadi Ketua Umum

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share