Ekonomi
Home » Hilirisasi Pangan dan Pakan Jadi Strategi Tekan Kemiskinan

Hilirisasi Pangan dan Pakan Jadi Strategi Tekan Kemiskinan

Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal dalam audiensi bersama dekan dan jajaran Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram (UNRAM), Selasa (6/5), di Kantor Gubernur NTB.

Pemerintah Provinsi NTB terus mendorong percepatan hilirisasi sektor pangan dan pakan melalui integrasi riset, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan tata kelola.
Fokus utama diarahkan pada komoditas lokal seperti kelor dan udang vaname, serta produk tradisional seperti tuak manis dan bambu.

“Kita mau mengembangkan di NTB ini industri pakan. Jagung kita sudah punya lebih dari cukup dan memang kita harus mengarah ke hilirisasi. Problemnya adalah untuk membuat pakan ini, bahan bakunya bukan hanya jagung tapi dia perlu nutrisi. Selama ini, empat perusahaan ini semua mencampur jagung itu dengan bungkil kedelai dari Argentina,” ucap Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal dalam audiensi bersama dekan dan jajaran Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram (UNRAM), Selasa (6/5), di Kantor Gubernur NTB.

Sebagai solusi, Gubernur mengusulkan pemanfaatan kelor, yang memiliki kandungan protein sebesar 27–28 persen, sebagai substitusi bungkil kedelai. Untuk itu, Pemprov menggandeng Universitas Mataram guna melakukan riset kelayakan dan formulasi pakan berbasis kelor.

“Tugas kita adalah masifkan penanaman kelor – ini bagian dari upaya pengentasan kemiskinan. Jadi daerah-daerah yang kritis, daerah yang tanah non produktif, kita minta semua nanam kelor sama nanti kita taruh di sana dryer-dryer,” tambahnya.

Hilirisasi juga menjadi kunci dalam pengelolaan komoditas lainnya seperti udang vaname dan tuak manis. Produksi udang yang selama ini tidak memberi pemasukan signifikan ke daerah akan diarahkan ke proses pasca-panen. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan limbah ikan menjadi bahan tambahan pakan melalui proses pengeringan.

Sekdis Pariwisata NTB Ditahan Polisi, Iqbal: Kami Gak Halangi Proses Hukum

“Tujuan lain hilirisasi udang vaname adalah untuk mendapatkan sampah ikan – yang kalau di drying bisa jadi sumber tambahan buat pakan,” ujar Gubernur.

Dalam waktu dekat, Pemprov berencana mendirikan 1.200 Koperasi Merah Putih di desa-desa untuk memperkuat rantai produksi dan distribusi. Termasuk dalam strategi ini adalah penyediaan alat pengering (dryer) di titik-titik sentra produksi.

Untuk produk tradisional seperti tuak manis, Gubernur juga berencana menjadikannya sebagai minuman khas daerah melalui uji coba pengawetan dan pengemasan modern. Riset akan difokuskan pada teknik bottling, penghentian fermentasi, serta pemetaan produksi.

Upaya ini turut mencakup pengembangan bambu dan kemiri. Meski industri bambu terus berkembang, belum ada peremajaan tanaman secara sistematis. Sementara itu, untuk komoditas kemiri, pemerintah menekankan pentingnya pembenahan tata kelola agar petani tetap berminat menanam.

“Kalau kita bisa lakukan hilirisasi-hilirisasi kecil di masing-masing spot ini gitu kan – kita ciptakan ekosistemnya, bisa banyak hal yang bisa kita selesaikan,” pungkas Gubernur.

Pemprov NTB Persiapkan Acara Pembukaan Fornas ke-VIII Dibuat Dengan Megah

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share