Lombok Utara – Penutupan kafe tuak ilegal di Desa Sukadana, Kecamatan Bayan, bukan hanya soal izin usaha. Penelusuran lebih lanjut mengungkap fakta miris. Tempat hiburan itu mempekerjakan anak di bawah umur sebagai lady companion (LC).
Kepala Desa Sukadana, Zulrahman, mengatakan hasil pengecekan pasca penggerebekan menunjukkan sebagian besar pekerja kafe tersebut masih di bawah umur. Dari enam orang pemandu yang diamankan, hanya satu yang berusia 20 tahun.
“Disitu setelah kami telusuri ada anak di bawah umur banyak dikerjakan sebagai bartender. Itu enam orang, satu umur 20, ada yang 17, 19 tahunan,” ungkapnya, kepada WartaSatu, Kamis (14/8/2025)
Selain itu, Zulrahman menyebut ada insiden yang memperburuk situasi. Seorang pengunjung yang dalam keadaan mabuk menabrak warga Desa Sukadana.
“Yang paling miris, ada pengunjung kafe tersebut karena mabuk menabrak warga kami,” ujarnya.
Kapolsek Bayan, Iptu I Wayan Cipta Naya, menambahkan pihaknya langsung mengamankan lima pemandu kafe. Tiga di antaranya masih di bawah umur dan kini telah diserahkan kepada Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lombok Utara serta Dinas Sosial.
“Terhadap lima perempuan, yang tiga di antaranya masih di bawah umur, kami serahkan penanganannya ke Unit PPA Polres dan Dinas Sosial KLU,” paparnya.
Informasi yang dihimpun WartaSatu, kafe tuak di Desa Sukadana tersebut kini resmi ditutup dan dipasangi garis polisi. Dua berugak serta sebuah gubuk kayu yang selama ini dijadikan tempat para pengunjung menenggak tuak, kini sepi tanpa aktivitas, hanya menyisakan kursi-kursi kosong dan bekas botol minuman yang berserakan sebagai saksi bisu praktik ilegal yang berlangsung sebelumnya.(cw-zal).
Comment