Pariwisata
Home » Lanal Mataram Gelar Serbuan Teritorial: Tanam Mangrove untuk Pertahanan Alami Pesisir

Lanal Mataram Gelar Serbuan Teritorial: Tanam Mangrove untuk Pertahanan Alami Pesisir

Penanaman Mangrove dalam kegiatan serbuan teritorial TNI TA.2025 di Pantai Cemara, Lombok Barat. Sabtu (23/8/2025). (dok. buk)

Lombok – Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Mataram, melaksanakan kegiatan Serbuan Teritorial berupa penanaman 1456 mangrove di wilayah Pantai Cemara, Lombok Barat, Sabtu (23/8/2025) kemarin.

Program ini melibatkan unsur TNI, tokoh agama, akademisi, Forkopimda lintas kabupaten, dan masyarakat setempat dengan tujuan menjaga kelestarian lingkungan sekaligus memperkuat ketahanan wilayah pesisir.

Komandan Lanal Mataram, Achmad Hadi Alhasny mengatakan, mangrove dipilih karena terbukti menjadi benteng alami terhadap bencana, termasuk tsunami. Ia mencontohkan peristiwa tsunami Aceh tahun 2004, di mana desa-desa yang berada di belakang hutan mangrove mampu bertahan.

“Fungsi utama mangrove ini, pertama untuk menahan air dan memecah ombak. Kedua, sebagai pertahanan alami negara bila dilihat dari batas pantai,” ujarnya.

Warga BTN Perembun Asri Jadi Was-was Usai Kasus Wanita Tewas Dicor Pacar Dalam Septik Tank

Selain itu, Hadi juga menegaskan, bahwa ini merupakan bentuk kampanye TNI untuk bersama-sam menjaga kelestarian lingkungan, terutama di perairan wilayah NTB. Menurutnya, menjaga ekosistem lingkungan merupakan kewajiban semua pihak.

“Kewajiban menjaga lingkungan dibebankan bagia segenap warga negara indonesia. Untuk itu, baik pemerintah, masyarakat, akademisi, dan pemangku agama harus ikut terlibat,” tegasnya.

Dari sisi akademisi, Guru Besar Universitas Mataram (Unram), Prof. Dr. Agil Al Idrus, menegaskan bahwa keberhasilan penanaman sangat dipengaruhi oleh pemilihan spesies sesuai habitat. Karena lokasi yang digunakan berpasir dan dekat daratan, jenis mangrove yang ditanam adalah silokarpus, rizhopora, dan avicennia.

“Sebetulnya mangrove bisa tumbuh sendiri karena memiliki masa dormansi cukup lama. Namun ancaman utamanya bukan hanya dari kepiting, melainkan justru dari manusia,” ujarny.

Ia menambahkan, sebelumnya beberapa lokasi penanaman mangrove di Lombok pernah gagal karena tidak melibatkan kajian akademis.

Polda NTB Gandeng Bareskrim untuk Buka Kunci HP Brigadir Esco

“Kali ini kita gabungkan kekuatan akademisi, tokoh masyarakat, dan Angkatan Laut sebagai inisiator. Jika dipantau rutin, keberhasilannya bisa tinggi. Contoh di Tanjung Luar, keberhasilan kami mencapai 91 persen,” jelas Agil.

Lebih jauh, akademisi Unram tersebut menyebut program ini berpotensi berkembang menjadi ekowisata dan eduwisata. Mangrove dapat menjadi sarana pembelajaran bagi siswa maupun mahasiswa sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat.

“Sekarang kita sudah punya spesies, tempat, dan sumber daya manusia. Tinggal bagaimana kita memanfaatkan ke arah ekowisata dan eduwisata. Perpaduan ini bisa memberi nilai ekonomi bagi masyarakat,” katanya Agil.

Kemudian, Ketua Pengurus Besar Nahdatul Wathan (PBNW), TGKH Lalu Gede Muhammad Zainudin Atsani yang turut hadir dalam acara tersebut, mengapresiasi program ini.

Menurutnya, manfaat mangrove bukan hanya pada lingkungan, tetapi juga berdampak pada ketahanan pangan dan ketahanan nasional.

Pemkot Mataram Siapkan 4 Lahan untuk Dapur Makan Bergizi Gratis

“Ini sangat luar biasa. Manfaatnya banyak, baik menjaga pantai dan laut dari ancaman luar maupun sebagai ladang amal. Maka saya mengimbau masyarakat untuk tidak hanya menanam, tetapi juga merawatnya,” ungkap Tuan Guru. (cw-buk)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share