Mataram – Gelaran MotoGP Mandalika 2025 menghadirkan gebrakan baru dengan dibukanya Lombok-Sumbawa Museum of Civilization. Sebuah ruang pameran yang akan menampilkan sejarah, budaya, dan peradaban masyarakat NTB kepada dunia.
Kehadiran Museum of Civilization ini merupakan transformasi dari Gallery MotoGP yang sebelumnya menjadi ruang pameran khusus balap di Sirkuit Mandalika.
Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam menjelaskan bahwa museum ini dibentuk sesuai dengan arahan Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal agar keberadaan MotoGP juga bisa menjadi ruang untuk menampilkan kekayaan sejarah dan budaya lokal.
”Museum NTB sesuai arahan Pak Gubernur akan menampilkan objek yang menunjukan keragaman masyarakat NTB, masyarakat pulau Lombok dan Sumbawa,” ujarnya pada Senin, (29/9/2025).
Nuralam menyebutkan bahwa koleksi yang ditampilkan tidak hanya berhubungan dengan kebudayaan sehari-hari, tetapi juga peristiwa besar yang memiliki dampak global. Seperti miniatur tiga dimensi letusan Gunung Samalas yang abu vulkaniknya hampir menutupi separuh dunia.
”Objek yang kita pamerkan adalah maket Gunung Samalas Rinjani dan Tambora. ini adalah peristiwa yang punya pengaruh besar dalam peradaban manusia, karena letusanya mengatur ulang semua. Tidak hanya indonesia tapi juga dunia,” jelasnya.
Selain peristiwa letusan gunung bersejarah tersebut, pengunjung juga dapat menemukan kekayaan budaya NTB yang beragam, seperti kain songket khas Bima yang dinamai Tembe Nggoli, Kre Alang kain tenun songket khas masyarakat Sumbawa yang terbuat dari benang katun dengan motif emas atau perak.
Kemudia objek lain yang dipamerkan yaitu babat Lombok yang bercerita tentang letusan Gunung Samalas dari misteri pada abad ke 13. Arca Siwa Mahadewa yang ditemukan setelah tertimbun akibat material letusan Samalas juga akan menjadi daya tarik pada museum bertajuk peradaban masyarakat NTB itu.
”Ada tembe songket dari Bima dan kre alang Sumbawa, ada babat Lombok yang menjelaskan letusan Samalas Rinjani yang sebelumnya menjadi misteri di abad ke 13. Kemudian arca siwa Mahadewa yang ditemukan setelah terpendam dari letusan Samalas Rinjani,” ucapnya.
Koleksi yang ditampilkan di Museum of Civilization berasal dari koleksi asli Museum NTB. Bahkan, sebagian di antaranya sebelumnya pernah dibawa untuk dipamerkan di luar negeri.
”Semua dari koleksi Museum NTB dan ada koleksi yg telah kita pamerkan di Jeddah kemarin,” ungkapnya.
Menurutnya, keberadaan museum ini akan memperluas pengalaman penonton MotoGP Mandalika 2025. Ajang ini tidak hanya memberikan hiburan olahraga, tetapi juga pengetahuan mengenai sejarah dan kebudayaan NTB.
”Kita berharap kehadiran civilization museum dapat memberikan warna berbeda dalam event gelaran MotoGP. kita berharap tamu, pembalap, dan kru lebih mengenal NTB secara lebih luas,” tukasnya.
Karena baru pertama kali diadakan, Nuralam menilai keberadaan museum ini sebaiknya tidak hanya bersifat sementara, namun dapat dipermanenkan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Lantaran dinilai dapat memberi warna tersendiri di tengah branding sport tourism yang digaungkan selama ini.
”Ini baru pertama kali sejak MotoGP dilaksanakan, kita berharap museum peradaban masyarakat NTB bisa di permanenkan di KEK Mandalika karena sangat menunjang kunjungan pariwisata. Tujuannya menarik dan menjelaskan tentang NTB kepada wisatawan,” Pungkasnya. (cw-ril)

Comment