Mataram – Tanggul Sungai Tanggek di Desa Batuyang, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur jebol. Jebolnya tanggul tersebut disinyalir bisa sebabkan banjir bandang susulan di sekitaran bantaran sungai.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi NTB bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I langsung menerjunkan tim gabungan untuk memperbaiki tanggul yang rusak. Hal itu menindaklanjuti kunjungan Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, ke lokasi, Senin (6/10/2025).
Kepala Dinas PUPR NTB, Sadimin menjelaskan bahwa tindak lanjut ini merupakan bentuk respons cepat sesuai arahan langsung Gubernur NTB agar kerusakan tanggul segera ditangani sebelum musim hujan tiba. Selain itu PUPR melakukan normalisasi alur Sungai Tanggek yang mengalami pendangkalan cukup parah akibat banjir sebelumnya.
Upaya ini juga dilakukan untuk mencegah potensi banjir susulan yang dikhawatirkan terjadi seiring meningkatnya curah hujan di wilayah Lombok Timur.
”Bersama BBWS Nusa Tenggara I segera melakukan penanganan darurat perbaikan tanggul sungai yang jebol dengan pemasangan geobag serta perbaikan dan normalisasi alur Sungai Tanggek yang mengalami pendangkalan,” ujarnya pada Jum’at, (10/10/2025).
Sadimin menambahkan bahwa proses pengerjaan dilakukan di bawah pengawasan langsung Dinas PUPR bersama Kepala Bappeda NTB, Iswandi, untuk memastikan seluruh kegiatan berjalan sesuai instruksi Gubernur dan mengikuti prosedur teknis yang berlaku.
”Monitoring pekerjaan normalisasi sungai dan perbaikan tanggul sungai dilakukan langsung oleh Kepala Dinas PUPR Provinsi NTB beserta Kepala Bappeda Provinsi NTB Rabu 8 Oktober guna memastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai arahan Bapak Gubernur,” tambahnya.
Menurut Sadimin, kerusakan tanggul Sungai Tanggek di wilayah Desa Batuyang disebabkan oleh banjir bandang yang terjadi pada pertengahan September lalu. Curah hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan debit air meningkat tajam hingga melampaui kapasitas tanggul.
Dia menyebutkan setidaknya ada 55 hektare lahan pertanian yang gagal panen akibat banjir bandang tersebut.
Lebih lanjut, bahwa penanganan darurat ini tidak hanya berfokus pada pemulihan tanggul yang rusak, tetapi juga diarahkan sebagai solusi menghadapi datangnya musim penghujan. Dengan begitu, aktivitas pertanian warga di sekitar bantaran sungai dapat berjalan normal tanpa ancaman banjir.
”Upaya penanganan ini juga dilakukan sebagai langkah antisipasi terjadinya banjir menjelang musim penghujan yang akan datang sehingga areal persawahan yang berada di daerah bantaran sungai tersebut tidak mengalami gagal tanam,” pungkasnya. (cw-ril)
Comment