Pemerintahan
Home » ‎Pemprov NTB Usulkan Teluk Saleh Jadi Kawasan Konservasi Hiu Paus Berbasis Biota Pertama di Indonesia

‎Pemprov NTB Usulkan Teluk Saleh Jadi Kawasan Konservasi Hiu Paus Berbasis Biota Pertama di Indonesia

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) NTB, Muslim (dok: ril)



Mataram – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah mengusulkan kawasan perairan Teluk Saleh di Kabupaten Sumbawa menjadi
‎Kawasan Konservasi Berbasis Biota pertama di Indonesia. Usulan tersebut telah disampaikan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, dengan target penetapan pada akhir tahun 2025.

‎Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) NTB, Muslim menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya menjaga keberlanjutan ekosistem laut, khususnya habitat Hiu Paus (Rhincodon typus) yang hidup dan bermigrasi di Teluk Saleh.

‎”Kita targetkan tahun ini diajukan ke Kementerian Kelautan untuk proses ketetapannya,” ujar Muslim saat dikonfirmasi pada Selasa, (28/10/2025).

‎Ia menyebut, terdapat sekitar 130 ekor Hiu Paus yang kerap muncul di kawasan Teluk Saleh. Karena itu, penetapan konservasi berbasis biota diharapkan dapat menjamin keberlangsungan hidup satwa laut langka tersebut sekaligus mengembangkan potensi wisata bahari berkelanjutan.

‎”Kita maksimalkan dulu semua masukan masyarakat dan stakeholder dan tokoh kunci sekitar kawasan. Sesungguhnya ini jadi salah satu upaya kita menjaga keberlangsungan ekosistem sekaligus biotanya guna memastikan ada ruang wisata baru di sana,” jelasnya.

‎Selain fokus pada konservasi, Pemprov NTB juga menyiapkan mekanisme pengelolaan berbasis Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk memastikan keberlanjutan ekonomi masyarakat sekitar.

‎”Artinya aspek konservasi itu menjadi hal prioritas untuk pertimbangan keberlangsungan Hiu Paus ke depan,” katanya.

‎Muslim menuturkan, BLUD yang mengelola wisata Hiu Paus di Desa Labuan Jambu, Kecamatan Tarano, Sumbawa, saat ini mencatat pendapatan sekitar Rp 500 juta per tahun. Pendapatan tersebut sebagian besar digunakan untuk pengelolaan konservasi dan pemberdayaan masyarakat pesisir.

‎”Target bukan cari uang pendapatan melainkan bagaimana biota laut di sana bisa bertahan. Karena kita tahu Hiu Paus ini sangat langka,” terangnya.

‎Lebih lanjut, Muslim menargetkan tiga BLUD kelautan di NTB yakni BLUD Kawasan Lombok, BLUD Kawasan Sumbawa-Sumbawa Barat, dan BLUD Kawasan Bima-Dompu dapat meningkatkan kontribusi pendapatan daerah hingga Rp 1 miliar per tahun.

‎”Kita dorong terus bisa berkembanglah. Karena kan ini butuh dukungan semua pihak,” tandasnya.

‎Usulan konservasi berbasis biota di Teluk Saleh juga mendapat dukungan dari Yayasan Konservasi Indonesia (YKI) sebagai mitra teknis Dinas Kelautan dan Perikanan NTB. Kolaborasi ini diharapkan memperkuat langkah pemerintah daerah dalam menjaga keberlanjutan populasi Hiu Paus, sekaligus menjadikan Teluk Saleh sebagai ikon wisata konservasi kelas dunia.

‎”Jadi harus ada perhatian khusus untuk kelestarian dan keberlanjutan kawanan hiu paus di Teluk Saleh ini,” pungkasnya. (ril)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share