Lombok Barat – Dinas Perhubungan (Dishub) Lombok Barat, angkat bicara ihwal kabar penumpukan Warga Negara Asing (WNA) di Pelabuhan Lembar beberapa waktu lalu.
Kepala Dishub Lombok Barat, Baiq Yeni Satriani Ekawati, menegaskan bahwa kondisi tersebut bukan akibat penutupan dermaga kapal cepat di Senggigi.
Menurutnya, penutupan dermaga di Senggigi memang sempat terjadi, namun hanya berlangsung satu hari karena cuaca buruk. Penutupan itu pun merupakan keputusan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) berdasarkan informasi dari BMKG.
“Tidak ada penutupan berkepanjangan. Itu hanya sehari karena cuaca buruk. Bahkan saat itu kami juga hendak menyeberang ke Bali menggunakan kapal cepat, tapi tidak bisa berlayar,” jelas Yeni, Jumat (22/8/2025).
Ia menambahkan, meski kapal cepat Senggigi tidak beroperasi sehari, pelayaran reguler melalui Pelabuhan Lembar menuju Surabaya dan Tanjung Perak tetap berjalan. Hal ini membuat jalur Lembar menjadi satu-satunya alternatif penyeberangan, sehingga aktivitas penumpang tampak lebih padat.
Terkait kabar WNA menumpuk berhari-hari di Lembar, Yeni meluruskan bahwa kondisi itu lebih disebabkan oleh penutupan kapal cepat dari Bali, bukan dari Senggigi. Penutupan di Bali berlangsung relatif lama sehingga wisatawan yang hendak ke Bali terpaksa menggunakan jalur reguler via Lembar.
“Yang terjadi kemarin sebenarnya karena high season. Banyak wisatawan ingin menggunakan kapal cepat, tetapi karena di Bali ada penutupan, mereka akhirnya menumpuk di Lembar dan menggunakan kapal reguler,” pungkasnya.
Sebelumnya, Manager ASDP Lembar, Agus Djoko, Kamis (7/8/2025) menjelaskan, lonjakan penumpang terjadi karena WNA yang semula menggunakan fast boat kini beralih ke kapal ferry. Di tengah cuaca ekstrem yang membatalkan layanan speedboat, kapal ferry tetap diizinkan beroperasi karena memiliki kapasitas dan daya tahan lebih tinggi.
“Cuaca memang tidak mendukung untuk kapal cepat, tapi kapal ferry masih memungkinkan untuk berlayar. Inilah yang membuat Pelabuhan Lembar jadi alternatif utama,” ujarnya.
Saat ini, ASDP tetap mengoperasikan 13 armada kapal seperti dalam skema normal. Namun, pihaknya telah menyiapkan skenario penambahan jam bongkar-muat dan koordinasi intensif dengan BPTD serta KSOP untuk menambah kapasitas jika diperlukan.
“Penambahan jam operasional menjadi opsi kami jika penumpukan terus terjadi. Kami pastikan pelayanan tetap berjalan aman dan tertib,” tegas Agus.
Agus juga mengimbau seluruh penumpang agar menjaga ketertiban selama proses tunggu dan naik kapal, sembari memastikan bahwa layanan akan terus berjalan tanpa henti untuk melayani penumpang yang menyeberang ke Bali.
“Kami layani siang dan malam, semua wisatawan akan kami fasilitasi sebaik mungkin,” ujarnya.(cw-buk)
Comment