Lombok Tengah – Lebih dari setengah abad berdiri, Pondok Pesantren Darul Muhajirin terus menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu institusi pendidikan Islam yang berpengaruh di Nusa Tenggara Barat.
Didirikan oleh Almaghfurullah TGH. Najmuddin Makmun, pesantren ini sejak awal berdiri di atas pondasi nilai-nilai keislaman, pendidikan, dan perjuangan umat. Kini, estafet kepemimpinan telah memasuki generasi ketiga yang semakin sadar akan pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) melalui kaderisasi yang terstruktur dan terarah.
Generasi pertama telah membangun kerangka dasar pesantren. Sementara di tangan generasi kedua, TGH. Syamsul Rijal Najmuddin, pondasi itu tidak hanya dipertahankan, tetapi juga disempurnakan dengan pendekatan baru yang relevan dengan tantangan zaman. Kini, beliau mendorong generasi penerus agar melanjutkan perjuangan itu dengan lebih sistematis dan progresif.
Salah satu langkah penting adalah pengukuhan Pengurus Pusat Pemuda Darul Muhajirin (PDM) pada 27 Juli 2025. Acara yang digelar di lingkungan pesantren Praya ini juga dirangkai dengan bedah kitab karya pendiri pesantren, TGH. Najmuddin Makmun. Hadir pula sejumlah tokoh nasional, di antaranya Prof. Ahyar, Guru Besar Pendidikan Spiritual UIN Mataram sekaligus alumni pesantren, serta H. Zihni Rifa’i, mantan Pemimpin Redaksi Tempo dan salah satu pendiri RCTI.
Sejak era Orde Baru tahun 1970-an, Darul Muhajirin telah berperan penting dalam dinamika sosial-politik di Lombok Tengah dan NTB. Pesantren ini tidak hanya melahirkan ulama dan pendidik, tetapi juga birokrat, politisi, dan pemimpin daerah. Salah satunya adalah Lalu Muhamada Iqbal, Gubernur NTB saat ini, yang merupakan bagian dari generasi ketiga penerus estafet pesantren.
Dengan posisi tawar yang kuat, pesantren ini tak pernah kehilangan arah. Justru di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, dibutuhkan gerakan pembaruan yang dimotori oleh generasi muda.
Ketua Umum PDM, Humam Balya menegaskan bahwa generasi ketiga memikul tanggung jawab besar sebagai pewaris amanah pendiri pesantren.
“Kami generasi penerus ke-tiga dari Pondok Pesantren Darul Muhajirin memandang perlunya penguatan kapasitas kelembagaan dan kaderisasi. Mengingat khittah pendirian oleh Datok sangat mulia, yaitu membangun insan kamil dan cerdas,” ujarnya.
Ia menambahkan, PDM hadir sebagai elemen kecil namun vital dalam mesin besar perjuangan umat.
“Untuk itu sebagai penerus amanah, kami harus mengkongkritkan tujuan itu melalui gerakan. PDM sebagai pinion penggerak dan kaderisasi ummat. Memulai dengan menyusun rencana kerja pengurus dan bidang-bidang yang akan dilaksanakan tanggal 17 Agustus 2025 ini,” tutupnya.
Melalui perencanaan strategis dan pembentukan bidang-bidang kerja yang mulai diimplementasikan sejak 17 Agustus 2025, PDM bertekad membawa pesantren ke arah yang lebih progresif dan kontributif, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Gerakan kaderisasi ini bukan sekadar regenerasi struktural, melainkan ikhtiar panjang menjaga kesinambungan nilai-nilai yang ditanamkan para pendiri. Dalam konteks keummatan yang lebih luas, Darul Muhajirin dan PDM menempatkan diri sebagai lokomotif perubahan yang tak hanya membangun intelektualitas, tetapi juga spiritualitas dan kepemimpinan.
Dengan semangat kemerdekaan yang menyatu dalam momentum 17 Agustus, PDM menjadikan momen ini sebagai titik tolak memperkuat barisan, menyusun strategi, dan melangkah ke depan demi membangun SDM umat yang unggul, berakhlak, dan berdaya saing tinggi.
Comment