Mataram – Polisi mengungkap motif di balik dugaan kekerasan yang dialami salah satu santri inisial SR (13) oleh kakak kelasnya AF (14), di Ponpes Al Aziziyah Dusun Kapek, Gunungsari, Lombok Barat. Peristiwa itu bermula dari aksi saling ejek yang berujung pemukulan.
Kepala Sub Unit II PPA Polresta Mataram, Aiptu Putu Yulianingsih, menjelaskan, peristiwa terjadi pada Rabu (25/6/2025) saat korban dan terduga pelaku hendak mengambil air wudhu.
“Berawal dari saling ejek, terus pas lagi ambil air wudhu si korban saling olok sama si terduga terlapor. Habis itu pindah ke depan mushola di hari yang sama,” jelasnya kepada WartaSatu. (8/7/2025)
Setelah kejadian itu, pihak pondok berupaya memediasi keduanya pada keesokan harinya, Kamis (26/6). Saat itu, korban dan terduga sempat saling memaafkan. Namun, mediasi gagal meredam konflik.
“Dapat dimediasi anak ini, tapi di jam 7 pagi, si korban ketemu dengan terduga pelaku di depan kamar korban, langsung dipukul, bagian tengkuk dan bagian pipi,” ungkap Yulianingsih.
Kekerasan baru terungkap dua hari kemudian, tepat saat jadwal penjengukan santri, Jumat (27/6). Saat itu, orang tua korban melihat memar di wajah anaknya dan langsung menanyakan penyebabnya.
“Tanggal 27 Juni dilihat anaknya memar-memar terus ditanya dan barulah anaknya cerita,” lanjut Yulianingsih.
Saat ini, kasus masih dalam tahap penyelidikan. Polisi belum melakukan mediasi lanjutan di tingkat kepolisian.
“Mediasi di Polres belum. Karena ini masih tahap penyelidikan. Tapi kalau perkara ini jalan, baru kita ajukan diversi,” pungkas Yulianingsih.
Diketahui, korban berinisial SR (13), santri kelas 1 MTs, sementara terduga pelaku AF (14) adalah kakak kelas korban yang duduk di kelas 3 MTs. Kekerasan terjadi dalam tiga tahapan: di tempat wudhu, depan mushola, dan terakhir di kamar korban setelah mediasi dilakukan pihak ponpes.(cw-zal)
Comment