Mataram – PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Barat (NTB) menegaskan komitmennya menjaga keandalan listrik meski potensi hujan meningkat di sejumlah wilayah di NTB. Melalui Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Mataram, PLN melaksanakan pemeliharaan rutin jaringan transmisi dan Gardu Induk (GI).
General Manager PLN UIW NTB, Sri Heny Purwanti, mengatakan, langkah ini dilakukan untuk memastikan pasokan energi tetap stabil demi mendukung kehidupan masyarakat dan roda perekonomian daerah.
“Kami sadar listrik bukan sekadar aliran energi, melainkan denyut kehidupan. Di balik cahaya yang tetap menyala, ada ribuan tenaga PLN yang bekerja siang dan malam, bahkan dalam cuaca ekstrem, untuk memastikan masyarakat NTB tidak kehilangan akses energi,” ujarnya, Rabu (10/9/2025).
Ia juga menjelaskan, Hingga 31 Agustus 2025, PLN UIW NTB telah melayani 2.044.615 pelanggan yang terdiri dari 1.949.665 pelanggan rumah tangga, 49.829 pelanggan bisnis, 803 pelanggan industri dan selebihnya adalah pelanggan sosial dan pemerintah.
Keandalan listrik tersebut, kata Heny menjadi penopang utama bagi sektor pariwisata, UMKM, industri, dan layanan publik di NTB.
“Keandalan listrik di NTB adalah fondasi bagi tumbuhnya sektor pariwisata, berkembangnya UMKM, hingga berjalannya industri. Kami ingin masyarakat merasakan bahwa PLN hadir bukan hanya sebagai penyedia energi, tetapi juga mitra pembangunan,” tambahnya.
Selain itu, Manajer PLN UPT Mataram, Anung Hermawan, menegaskan, bahwa petugas PLN selalu siaga menjaga jaringan listrik tetap berfungsi optimal.
“Kami siaga 24 jam untuk menjaga agar listrik tetap menyala. Setiap kilometer jaringan dan setiap gardu induk yang kami rawat adalah wujud pengabdian kami agar aktivitas masyarakat dan perekonomian NTB tidak terganggu,” jelasnya
Saat ini, PLN mengelola jaringan transmisi sepanjang 544,6 kilometer sirkuit (kms) di Pulau Lombok dan 752,8 kms di sistem Tambora yang meliputi Pulau Sumbawa.
Tak hanya itu, keandalan listrik NTB juga ditopang oleh 26 Gardu Induk (GI) yang tersebar di dua pulau besar, masing-masing 13 GI di Lombok dan 13 GI di Sumbawa hingga Bima. Seluruhnya dipelihara secara terukur melalui inspeksi, proteksi, kalibrasi, dan perawatan peralatan untuk menjamin keandalan sistem. (cw-buk)
Comment