Peristiwa
Home » Rekonstruksi Brigadir Esco Ricuh, Keluarga Korban Ancam Bakar TKP

Rekonstruksi Brigadir Esco Ricuh, Keluarga Korban Ancam Bakar TKP

Salah seorang keluarga korban yang meluapkan emosi saat rekonstruksi kasus kematian Brigadir Esco Faska Rely, Senin (29/9/2025). (dok. Buk/Warta1)

Lombok Barat – Rekonstruksi kasus kematian Brigadir Esco Faska Rely yang digelar di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar berujung ricuh. Kericuhan dipicu penolakan tersangka, Brigadir Rizka Sintiyani, yang enggan mengikuti rekonstruksi versi penyidik di lokasi penemuan jenazah suaminya.

Adegan yang seharusnya diperankan langsung oleh tersangka kemudian digantikan pemeran pengganti.

Situasi itu membuat keluarga korban marah besar. Mereka melampiaskan kekecewaan dengan teriakan keras dari sekitar lokasi hingga ke jalan raya. Bahkan, ada yang mengancam akan membakar rumah yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

“Kalau begini-begini terus, kita bakar saja rumahnya!” teriak salah seorang keluarga di tengah kerumunan.

Pemilihan Ketua Cabang PMII Kota Diduga Direkayasa, Terkesan Tertutup

Pantauan di lapangan, kerabat Brigadir Esco tampak emosional. Seorang wanita dari pihak keluarga bahkan berteriak, “Kok bisa diganti, manusia laknat!” teriaknya.

Terpantau juga, Adik almarhum Brigadir Esco terlihat lemas dan menangis hingga harus dituntun ayahnya keluar dari kerumunan.

Keluarga juga menyesalkan durasi rekonstruksi yang lama. Mereka mengaku datang sejak pagi dari Lombok Tengah, namun tidak kunjung mendapat kejelasan soal adegan pembunuhan yang dilakukan tersangka.

“Paham kok kita, mereka kira kita bodoh,” ujar salah seorang pria dari pihak keluarga dengan nada kesal.

Rekonstruksi sendiri dimulai sekitar pukul 10:15 Wita dengan menghadirkan puluhan adegan versi alibi tersangka. Saat Rizka diturunkan dari mobil tahanan, ratusan warga yang memadati TKP langsung menyorakinya.

Sidang Etik Brigadir Rizka Belum Digelar Meski Telah Ditahan

“Kejahatan, kejahatan luar biasa,” ucap salah seorang warga sambil menggelengkan kepala.

Suasana kian ramai karena tak hanya warga sekitar, tetapi juga masyarakat dari berbagai daerah, termasuk keluarga korban dari Lombok Tengah, ikut menyaksikan jalannya rekonstruksi. Beberapa bahkan memanjat pohon dan bukit untuk melihat lebih jelas, sementara pedagang dadakan berjualan di sekitar kerumunan.

Kuasa Hukum keluarga korban, Lalu Anton Heriawan usai rekonstruksi versi penyidik mengungkapkan, bahwa mendiang Esco dibunuh dengan menggunakan benda tumpul.

“Jadi Almarhum dipukul di bagian belakang kepalanya,” ujarnya saat ditemui media di lokasi rekonstruksi.

Ia juga menjelaskan, luka yang dialami oleh Brigadir Esco di sekujur tubuhnya merupakan hasil dari perlawanan, saat hendak dilakukan pembunuhan.

Optimalkan Program MBG, Mendikdasmen Gagas Dapur Sekolah

“luka-luka seperti sayatan di bagian telapak tangan, lengan dan dahi itu karna perlawanan dari Esco,” terangnya.

Melihat dari bukti luka yang diterima Esco, lanjut Anton, ia meyakini bahwa ada keterlibatan tersangka lain dalam kejadian tersebut.

“Maka dari itu, kami yakini bahwa ada tersangka lain yang ikut terlibat dalam kejadian itu,” tegasnya.

Sebelumnya, Brigadir Esco ditemukan tewas mengenaskan di kebun belakang rumahnya di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, pada 24 Agustus lalu. Jenazah pertama kali ditemukan oleh Amaq Siun, dalam kondisi sudah membusuk dengan leher terikat tali di bawah pohon.

Awalnya, kematian Esco diduga akibat gantung diri. Namun hasil autopsi mengungkap adanya tanda-tanda penganiayaan.

“Ada dugaan kekerasan di sana, penganiayaan yang mengakibatkan meninggal dunia. Ada dugaan itu,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat pada (29/8/2025) lalu. (cw-buk)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share