Peristiwa
Home » Siswi SMK di Lombok Timur Dilarikan ke IGD Usai Santap MBG

Siswi SMK di Lombok Timur Dilarikan ke IGD Usai Santap MBG

Cici Hadiastuti, siswi SMK di Lombok Timur, tampak terbaring lemas di ruang IGD Puskesmas Selong setelah mengalami muntah dan diare usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). (Dok:istimewa)

Lombok Timur — Seorang siswi SMK Kesehatan Adi Husada di Lombok Timur, Cici Hadiastuti (20), warga Desa Perigi, Kecamatan Suela, terpaksa dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Puskesmas Selong. Ia diduga keracunan setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disiapkan dapur RA Kartini.

Cici menceritakan gejala muncul tidak lama setelah makan siang di sekolah pada Selasa, 19 Agustus 2025. Awalnya hanya terasa sakit perut, kemudian berlanjut diare dan muntah berulang kali.

“Habis makan di sekolah langsung pulang. Sekitar satu jam kemudian perut mulai sakit, diare, dan muntah-muntah,” kata Cici, Rabu (20/8/2025).

Ia menegaskan tidak memiliki riwayat maag maupun alergi. Namun kondisinya semakin parah hingga malam hari. Menu yang disantap terdiri dari ayam goreng, wortel, kacang panjang, dan tahu.

Dua Terdakwa Kasus Korupsi NCC Ajukan Banding, Kejati NTB Bertindak

“Puncaknya waktu Magrib. Ayamnya agak bau amis,” ujarnya.

Sejak pukul 03.00 Wita dini hari, gejalanya makin menjadi. Cici terus bolak-balik ke kamar mandi hingga tak mampu menahan sakit. Kondisi itu membuat keluarga panik dan segera membawanya ke Puskesmas Selong.

“Saya dari jam 03.00 sampai Subuh di WC terus, tidak bisa ke mana-mana,” ucapnya.

Perawat jaga IGD Puskesmas Selong, Mustiadi, membenarkan pasien masuk dengan keluhan muntah dan diare. Dari catatan medis, pasien muntah empat kali dan buang air besar tujuh kali.

“Kalau dilihat kemungkinan dari makanan yang tidak steril, tapi itu baru dugaan. Kita tunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut,” beber Mustiadi.

Ratusan Sekolah di Mataram Terima Smart Digital Screen dari Presiden Prabowo

Ia menegaskan, penyebab pasti belum dapat disimpulkan karena bisa saja faktor lain di luar makanan.

“Bisa saja bukan dari makanan,” tegasnya.

Menanggapi kejadian ini, Ahli Gizi dapur RA Kartini, Arif Rahman, menyatakan pihaknya langsung melakukan evaluasi. Fokus utama adalah memperketat pengawasan bahan baku serta standar higienis dan sanitasi.

“Kami akan tingkatkan dari higienis sampai sanitasi, karena ini sangat penting,” kata Arif.

Ia mengakui adanya kendala distribusi yang bisa memengaruhi kualitas makanan. Hidangan MBG disiapkan sejak pukul 04.00 pagi, namun beberapa sekolah baru menerima pada pukul 12.00 siang.

Pemerataan Kualitas Pendidikan, Gubernur Iqbal Elaborasi Program Kemendikdasmen

“Kalau sampai siang tentu kualitas makanan bisa terpengaruh,” ujarnya.

Meski demikian, Arif memastikan bahan baku yang digunakan tetap melalui pemeriksaan sejak awal, mulai dari kedatangan, penimbangan, hingga pencucian.

“Ini jadi evaluasi bagi kami agar lebih teliti ke depannya, dan kami minta maaf atas kejadian ini,” pungkasnya.(cw-zal)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share