Hukum & Kriminal
Home » Terungkap, Brigadir Nurhadi Tewas Gegara Dicekik, Tulang Lidah Patah

Terungkap, Brigadir Nurhadi Tewas Gegara Dicekik, Tulang Lidah Patah

Brigadir nurhadi
Konferensi pers hasil pengungkapan kasus penganiayaan yang menyebabkan kematian Brigadir Nurhadi

Mataram – Misteri kematian Brigadir Muhammad Nurhadi, anggota Propam Polda NTB, mulai terungkap. setelah tim forensik memaparkan hasil pemeriksaan yang mengarah pada dugaan kekerasan sebelum korban ditemukan tewas di kolam Vila Gili Terawangan, Lombok Utara.

Dokter ahli forensik dari Universitas Mataram, dr. Arfi Syamsun, mengungkapkan bahwa, korban mengalami sejumlah luka serius, termasuk indikasi kuat adanya tindakan pencekikan sebelum meninggal dunia, Dari hasil pemeriksaan luar, dr. Arfi menjelaskan bahwa terdapat berbagai jenis luka di tubuh korban.

“Bentuknya ada luka lecet gerus, luka memar, luka robek. Distribusinya ada di kepala, tengkuk, kemudian di punggung, dan kaki, terutama kaki bagian kiri,” terangnya di hadapan awak media ketika konferensi pers di Mapolda NTB, Jumat (4/72025).

Temuan tersebut menunjukkan adanya benturan tumpul yang kemungkinan disebabkan oleh hantaman keras. Menurutnya, luka tersebut tidak muncul secara alami, melainkan akibat benturan langsung.

Sekdis Pariwisata NTB Ditahan Polisi, Iqbal: Kami Gak Halangi Proses Hukum

“Kalau dikaji menggunakan teori, luka-luka ini muncul saat kepala bergerak dan membentur benda yang diam,” jelasnya.

Yang paling mencolok, kata Arfi, adalah ditemukannya patah pada tulang lidah, yang dalam ilmu forensik menjadi tanda kuat terjadinya cekikan.

“Ditemukan fraktur atau patah pada tulang lidah. Kalau tulang lidah patah, itu lebih dari 80 persen terjadi karena pencekikan atau tekanan kuat di area leher,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa kondisi ini sangat jarang ditemukan kecuali ada unsur kekerasan yang mengarah pada pembunuhan.

“Kecurigaan saya adalah pencekikan tadi itu. Jadi ada kekerasan berupa pencekikan yang membuat yang bersangkutan tidak sadar,” imbuhnya.

Pemprov NTB Persiapkan Acara Pembukaan Fornas ke-VIII Dibuat Dengan Megah

Pemeriksaan pun dilanjutkan ke tahap ketiga sebagai pemeriksaan penunjang, yang memperkuat dugaan kematian tidak alami. Tim forensik menemukan ‘rangka ganggang’ atau partikel khas dari air kolam di dalam tubuh korban.

“Kami melakukan pemeriksaan penunjang. Berupa pemeriksaan pada paru-paru. Kami menemukan ada rangka ganggang yang identik dengan rangka ganggang di air kolam, yang kami temukan pada sumsum tulang, otak, paru-paru, dan ginjal,” jelas Arfi.

Dengan temuan tersebut, pihak forensik menyimpulkan bahwa Brigadir Nurhadi masih hidup saat masuk ke dalam air, namun dalam kondisi tidak sadar akibat kekerasan sebelumnya.

“Kami simpulkan bahwa Bapak M masih hidup ketika masuk ke dalam air, dan meninggalnya itu karena tenggelam berdasarkan bukti pada diatumnya,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat menjelaskan Sebelumnya, pihak keluarga Brigadir Muhammad Nurhadi sempat menolak autopsi jenazah.

Pemprov Optimis 20 Ribu Peserta Fornas Datang ke NTB

Penolakan itu disampaikan secara resmi saat penyidik datang ke rumah duka. Namun belakangan, banyak pertanyaan muncul di media terkait alasan kasus tersebut tidak diusut.

“Banyak di media bertanya kenapa tidak diusut, padahal sebenarnya keluarga sendiri yang menolak otopsi,” ungkap Kombes Pol Syarif Hidayat.(cw-zal)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share