Mataram – Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) dua periode, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, mengecam keras tayangan di salah satu televisi nasional yang dinilainya telah melecehkan dan mendiskreditkan pondok pesantren.
Tayangan dalam acara XPose tersebut dianggap menampilkan narasi yang negatif terhadap tradisi di lingkungan pesantren, khususnya tradisi cium tangan dan menunduk kepada kiyai atau ustaz, seolah-olah menggambarkan bentuk pendewaan terhadap sosok guru.
Video tersebut juga menampilkan sosok kiyai yang sering dikasih amplop oleh santrinya yang disebut makin memperkaya sosok guru tersebut.
”Saya mengecam keras tayangan dalam sebuah TV swasta yang nyata-nyata sangat mendiskreditkan dengan narasi yang sangat melecehkan dan menghina pondok pesantren. Yaitu memberikan framing yang sangat negatif terhadap beberapa tradisi yang ada di dalam pondok pesantren,” ujarnya dalam video unggahan di akun instagram pribadinya pada Selasa, (14/10/2025).
Menurutnya, tradisi yang disorot dalam tayangan tersebut harus dipahami dalam konteks yang benar sebagai bagian dari proses pendidikan dan pembentukan akhlak santri di lingkungan pesantren, bukan sebagai tindakan individu.
”Tradisi yang sebenarnya kalau diletakkan dalam konteksnya, kita akan memahami bahwa itu adalah bagian dari proses pendidikan yang ada di dalam pondok pesantren,” jelasnya.
Tak hanya itu, TGB yang juga ketua PB NWDI itu menekankan bahwa pondok pesantren selama ini telah menjadi salah satu jangkar utama pendidikan nasional, dengan lebih dari lima juta anak bangsa yang belajar di dalamnya. Lulusan pesantren, katanya, telah banyak berkontribusi dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan, termasuk dalam sejarah perjuangan bangsa.
”Pondok pesantren Insya Allah selamanya akan menjadi salah satu jangkar utama pendidikan nasional kita, lebih dari 5 juta anak-anak bangsa hari ini belajar di pondok pesantren,” tuturnya.
Ia menegaskan, kritik terhadap pesantren memang dibutuhkan, namun harus dilakukan secara proporsional dan berimbang, bukan dengan membangun narasi negatif yang menyesatkan publik.
”Ini bukan berarti bahwa pondok pesantren semuanya baik-baik saja, tidak ada masalah, tidak ada yang perlu diperbaiki, bukan. Banyak hal yang memang harus kita benahi, sebagaimana lembaga pendidikan lainnya,” tandasnya.
TGB pun mendesak pihak terkait, khususnya media tv itu, untuk bertanggung jawab atas tayangan yang dinilai merendahkan simbol dan tradisi pesantren tersebut.
”Oleh karena itu sekali lagi saya katakan, bahwa saya mengecam keras tayangan itu dan pihak yang terkait harus bertanggung jawab. Baik secara moral dan hukum,” pungkasnya. (cw-ril)

Comment