Mataram – Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Barat (NTB), masih mendalami dugaan keterlibatan pihak lain yang disebut sebagai “Mr. X” dalam kasus kematian anggota intel Polsek Sekotong Brigadir Esco Faska Rely. Hal itu dikuatkan dengan hasil rekontruksi belum lama ini.
Pasalnya, penyidik menilai kecil kemungkinan korban bisa dipindahkan dan digantung hanya oleh satu orang. Bahkan, setelah melakukan gelar perkara, penyidik semakin yakin adanya keterlibatan pihak lain. Namun, polisi menegaskan masih terus mengumpulkan barang bukti untuk memastikan siapa sosok di balik “Mr. X” tersebut.
“Kita menetapkan tersangka itu harus berdasarkan dua alat bukti. Saat ini kita masih mengumpulkan bukti tambahan,” ujar Kepala Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda NTB, AKBP Catur Erwin Setiawan, Jumat (3/10/2025).
Menurut penyidik, kondisi jenazah Esco yang ditemukan dalam posisi telentang dengan leher terikat tali nilon di kebun belakang rumahnya tidak mungkin dilakukan seorang diri oleh tersangka utama, Brigadir Rizka Sintiani, yang juga istri korban.
“Kalau menurut kami, seorang perempuan mengangkat mayat ke belakang rumah itu sangat tidak mungkin dilakukan sendiri. Pasti ada orang lain yang membantu. Makanya dalam gelar perkara, muncul sosok yang kita sebut ‘Mr. X’,” jelas Catur.
Meski begitu, Catur menegaskan identitas “Mr. X” masih belum terungkap. Penyidik tidak ingin gegabah menetapkan tersangka tambahan tanpa bukti yang kuat.
“Kita tidak bisa menuduh orang sembarangan tanpa berdasarkan bukti. Jadi kita tunggu hasil penyidikan lanjutan,” tegasnya.
Dalam gelar perkara sebelumnya, rekonstruksi adegan menunjukkan bahwa ketika jasad Brigadir Esco dipindahkan ke kebun belakang rumah, ada dugaan peran pihak lain yang membantu menggantung korban di salah satu batang pohon. Dari sinilah istilah “Mr. X” muncul, sebagai sosok misterius yang diduga ikut merekayasa kematian anggota polisi tersebut.(cw-zal)
Comment