Lombok Tengah – PT Pertamina Patra Niaga bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) resmi meluncurkan program trade in Bright Gas khusus bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Program ini ditujukan untuk memastikan tabung LPG 3 kg bersubsidi tidak digunakan oleh ASN, melainkan tepat sasaran bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Direktur Pemasaran Regional Pertamina, Eko Ricky Susanto mengatakan program ini menjadi langkah nyata untuk mendorong ASN lingkup Pemprov NTB beralih dari tabung LPG 3 kg ke Bright Gas 5,5 kg.
”Kita bekerja sama dengan Pemprov NTB membuat program trade in Bright Gas untuk ASN. Hari ini kita serahkan 100 tabung gratis, ke depannya jumlahnya bisa mencapai 10 ribu,” ujarnya saat peluncuran program di Sirkuit Mandalika pada Sabtu, (4/10/2025).
Eko menjelaskan, ASN juga dapat menukar tabung LPG 3 kg dengan Bright Gas 5,5 kg melalui skema harga khusus. Selain itu, Pertamina juga menyediakan layanan Pertamina Delivery Service sehingga tabung gas dapat diantar langsung ke rumah ASN sepanjang masa promo berlangsung.
”Nanti kita bagi, ini untuk tahap pertama, du trade in, bentuknya trade in. Jadi 3 kg kalo punya ditukar dengan 5,5 kg dengan harga khusus nanti,”
Ia menyebut, program ini baru pertama kali di luncurkan di Indonesia, Provinsi NTB pun menjadi daerah pertama yang merasakan program gas LPG untuk ASN ini. Kendati demikian, ia tidak menutup kemungkinan untuk melakukan kerja sama terkait hal serupa dengan daerah lainnya.
”Baru di NTB kita lakukan kerja sama dengan pemerintah provinsi. Harapannya nanti bisa meluas ke provinsi lain atau kabupaten/kota lain. Saat ini sementara untuk golongan III dan IV ASN, ke depan bisa dikembangkan lebih luas,” katanya.
Tak hanya itu, Pertamina juga akan membantu koperasi di lingkungan instansi pemerintahan NTB dengan fasilitas penjualan Bright Gas 5,5 kg. Langkah ini diharapkan semakin memudahkan ASN mengakses gas non-subsidi.
Sementara itu, Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menilai program ini menjadi solusi praktis untuk mencegah penggunaan LPG subsidi oleh kalangan ASN.
”Bagus, karena ini memang keinginan kita bersama, bagaimana memastikan subsidi tepat sasaran. Walaupun mungkin tidak ada ASN yang menggunakan subsidi, tapi dengan adanya program ini semakin jelas bahwa ASN tidak lagi memakai tabung 3 kg,” tegasnya.
Iqbal menambahkan, program ini tidak akan dibarengi instruksi khusus seperti penggunaan surat edaran resmi. Ia merasa para ASN sudah cukup memahami untuk memaksimalkan program itu dan mulai meninggal penggunaan gas LPG subsidi cukup dengan himbauan.
”Tidak perlu. Mekanisme pasar saja, ditambah stimulan yang diberikan Pertamina. Kita cukup menghimbau ASN, mulai dari tingkat provinsi dulu. Insyaallah teman-teman ASN dewasa, tinggal kita fasilitasi dengan cara yang mudah,” katanya.
Dengan adanya program ini, Pemprov NTB berharap penggunaan LPG subsidi benar-benar sesuai peruntukannya. Sementara itu, ASN diharapkan menjadi contoh dengan menggunakan produk non-subsidi.
Mantan Dubes RI untuk Turki itu pun berharap program itu nantinya dapat diakselerasi ke sejumlah kabupaten/kota di NTB
”Kami ucapkan terima kasih kepada Pertamina yang sudah menghadirkan solusi ini, agar tabung 3 kg tidak lagi digunakan di luar sasaran,” pungkasnya. (Cw-ril)

Comment