Lombok Barat – Belasan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Kabupaten Lombok Barat tidak berfungsi akibat banyaknya mesin dan peralatan yang hilang. Kondisi ini membuat fasilitas pengelolaan sampah yang dibangun dengan anggaran miliaran rupiah tersebut kini mangkrak.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lombok Barat, Muhammad Busyairi, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk mencari solusi agar TPS3R yang tidak beroperasi itu bisa diaktifkan kembali.
“Kalau TPS3R semua mangkrak, kami sudah koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk reaktivasi. Banyak mesin di TPS3R yang hilang,” kata Busyairi saat dikonfirmasi, Senin (13/10/2025).
Dari hasil pendataan, terdapat 13 TPS3R yang tersebar di Lombok Barat. Delapan di antaranya mati suri, sementara lima TPS3R yang dibangun sebelum tahun 2000 sudah kehilangan seluruh peralatan utama akibat pencurian dan kerusakan.
Salah satu contoh terjadi di TPS3R Lembuak, Kecamatan Narmada, di mana mesin pengolah sampah dilaporkan hilang.
Menurut Busyairi, pihak Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (Pusdal) Kementerian LH telah turun langsung melakukan pendataan kondisi TPS3R pada pekan lalu. Kementerian juga sedang mengkaji kemungkinan penggantian mesin yang hilang untuk memulihkan operasional fasilitas tersebut.
“Daripada membangun TPS3R baru, kami minta supaya yang sudah ada diaktifkan kembali,” ujarnya.
DLH Lobar mencatat, setiap unit TPS3R dibangun dengan biaya sekitar Rp500 juta. Jika dihitung secara keseluruhan, nominal mencapai sekitar Rp 6 hingga Rp6,5 miliar.
Fasilitas TPS3R tersebut dibangun oleh Pemprov NTB melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) NTB, namun hingga kini sebagian besar belum berfungsi karena kendala kelembagaan pengelola dan kehilangan peralatan utama.
“Selain mesin hilang, banyak kelompok pengelola di desa yang tidak aktif. Ini juga yang membuat TPS3R tidak berjalan,” tambah Busyairi. (cw-buk)
Comment